Pemalas Sukses atau Malas tapi Kaya? Bisa
Bisikanbisnis - Pertanyaan pertama yang ada dibenak anda adalah, apa iya orang pemalas bisa jadi sukses? Pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan banyak orang, karena konotasi orang pemalas adalah negatif dan suka membuang-buang waktu. Sebenarnya ada dua tipe pemalas, yang pertama adalah pemalas yang sukses dan yang kedua adalah pemalas yang gagal. Di dunia ini sebenarnya banyak sekali orang yang pemalas namun menjadi orang yang sukses.
Contoh nya adalah, ketika ada orang yang malas berjalan namun ada orang yang menciptakan sepeda, ada yang malas menggunakan sepeda namun ada yang menciptakan motor, ada yang malas naik motor karena kehujanan dan kepanasan maka ada orang yang menciptakan mobil. Jadi banyak tokoh-tokoh pencipta perubahan yang awalnya adalah orang yang mau melakukan reformasi.
Kembali lagi ke kata pemalas, kata pemalas memang cenderung negatif, namun dibalik kata itu sebenarnya ada peluang dan banyak orang yang yang malas seperti contoh di atas, yang mana malas jalan kaki namun dia dapat menciptakan sepeda dan begitu juga seterusnya. Jadi semua sistem yang ada seperti transportasi dan komunikasi semua tercipta dari yang namanya masalah.
Lalu bagaimana orang malas dapat melihat peluang sehingga mendapatkan ide? Nah di zaman milenial sekarang ini banyak anak muda yang malas untuk bekerja terus menerus hingga tua, namun dari kemalasan tersebut sebenarnya dia menginginkan untuk menjadi sukses di usia muda, Ini adalah pemalas namun yang positif. Karena sesungguhnya hidup itu tidak hanya untuk bekerja, tapi hidup harus dinikmati.
Jadi, jadilah orang pemalas namun dapat melihat peluang, ketika anda menjadi seorang guru dengan waktu pensiun umur 50 tahunan maka bagaimana caranya anda dapat pensiun hanya dengan menjadi guru 5 sampai 10 tahun saja. Ini dapat anda lakukan ketika anda sudah mendapatkan kebebasan finansial atau sudah memiliki usaha yang sudah anda bangun sejak awal .
Ketika anda membaca artikel ini pasti ada yang bilang, buat apa menempuh pendidikan tinggi-tinggi jika ilmunya tidak dimanfaatkan. Ini adalah fikiran yang keliru karena hidup kita itu tidak hanya untuk orang lain tetapi kita juga perlu menikmati hidup secara pribadi, dan perlu diingat bahwa lulusan sarjana di Indonesia itu sangat banyak, jadi jangan bingung ketika kita tidak mengajar lagi maka tidak ada penggantinya, justru dengan berhentinya anda akan menjadi peluang bagi sarjana pengangguran. (foto liputan6)
Contoh nya adalah, ketika ada orang yang malas berjalan namun ada orang yang menciptakan sepeda, ada yang malas menggunakan sepeda namun ada yang menciptakan motor, ada yang malas naik motor karena kehujanan dan kepanasan maka ada orang yang menciptakan mobil. Jadi banyak tokoh-tokoh pencipta perubahan yang awalnya adalah orang yang mau melakukan reformasi.
Kembali lagi ke kata pemalas, kata pemalas memang cenderung negatif, namun dibalik kata itu sebenarnya ada peluang dan banyak orang yang yang malas seperti contoh di atas, yang mana malas jalan kaki namun dia dapat menciptakan sepeda dan begitu juga seterusnya. Jadi semua sistem yang ada seperti transportasi dan komunikasi semua tercipta dari yang namanya masalah.
Lalu bagaimana orang malas dapat melihat peluang sehingga mendapatkan ide? Nah di zaman milenial sekarang ini banyak anak muda yang malas untuk bekerja terus menerus hingga tua, namun dari kemalasan tersebut sebenarnya dia menginginkan untuk menjadi sukses di usia muda, Ini adalah pemalas namun yang positif. Karena sesungguhnya hidup itu tidak hanya untuk bekerja, tapi hidup harus dinikmati.
Jadi, jadilah orang pemalas namun dapat melihat peluang, ketika anda menjadi seorang guru dengan waktu pensiun umur 50 tahunan maka bagaimana caranya anda dapat pensiun hanya dengan menjadi guru 5 sampai 10 tahun saja. Ini dapat anda lakukan ketika anda sudah mendapatkan kebebasan finansial atau sudah memiliki usaha yang sudah anda bangun sejak awal .
Ketika anda membaca artikel ini pasti ada yang bilang, buat apa menempuh pendidikan tinggi-tinggi jika ilmunya tidak dimanfaatkan. Ini adalah fikiran yang keliru karena hidup kita itu tidak hanya untuk orang lain tetapi kita juga perlu menikmati hidup secara pribadi, dan perlu diingat bahwa lulusan sarjana di Indonesia itu sangat banyak, jadi jangan bingung ketika kita tidak mengajar lagi maka tidak ada penggantinya, justru dengan berhentinya anda akan menjadi peluang bagi sarjana pengangguran. (foto liputan6)